
Indonesia vs China: Misi Besar Garuda Akhiri Kutukan Panjang di Kualifikasi Piala Dunia 2026
iNews Viva Football – Timnas Indonesia bersiap menghadapi ujian berat saat menjamu Timnas China dalam lanjutan Grup C babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Duel klasik ini akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada Kamis, 5 Juni 2025. Laga ini bukan sekadar perebutan poin, melainkan juga pertaruhan harga diri dan misi mengakhiri kutukan 38 tahun tanpa kemenangan atas China.
Sejak kemenangan terakhir Indonesia pada 1987, skuad Garuda belum pernah lagi menumbangkan Naga Merah. Kini, di bawah komando pelatih anyar Patrick Kluivert, Indonesia datang dengan semangat baru, performa menjanjikan, dan dukungan luar biasa dari publik sendiri.
Baca Juga : Matheus Cunha: Investasi Risiko atau Jawaban Atas Krisis Gol Manchester United?
Sejarah Hitam Indonesia vs China: Dominasi Tiongkok Tak Terbantahkan
Data pertemuan kedua tim menunjukkan betapa kuatnya dominasi China atas Indonesia. Dari 18 laga resmi yang telah dijalani, Timnas China mencatatkan 12 kemenangan, sedangkan Indonesia hanya mampu menang tiga kali dan menahan imbang tiga kali. Yang paling menyakitkan adalah kenyataan bahwa kemenangan terakhir Indonesia atas China terjadi di King’s Cup 1987 di Bangkok dengan skor 3-1.
Sejak saat itu, Garuda seperti dikutuk. Dalam 10 pertemuan terakhir, Indonesia bahkan gagal mencetak kemenangan satu pun—China meraih delapan kemenangan dan dua kali bermain imbang. Di beberapa laga, perbedaan kualitas tampak sangat mencolok, terutama dalam hal fisik dan organisasi permainan.
Media-media China pun kerap mengangkat rekor ini untuk menekan mental lawan. Salah satu yang sempat menjadi sorotan adalah laporan dari Sohu yang menyebut Indonesia tidak pernah menang dari China selama 68 tahun, meskipun klaim itu keliru secara fakta. Indonesia pernah menumbangkan China di Kualifikasi Piala Dunia 1958 dan di King’s Cup 1987.
Namun, sejarah tetap menjadi beban yang harus segera di akhiri. Laga di SUGBK bisa menjadi titik balik.
Performa Terkini: Garuda Menanjak, China Stagnan
Timnas Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan di bawah Kluivert. Dalam tiga laga terakhir di kualifikasi, skuad Merah Putih selalu mencetak gol, bahkan berhasil menaklukkan Vietnam dan menahan imbang Irak secara mengejutkan. Dari lima pertandingan terakhir di semua kompetisi, Indonesia mencetak delapan gol—angka yang cukup impresif untuk tim ASEAN di level Asia.
Sebaliknya, China mengalami penurunan performa. Mereka gagal mencetak gol dalam dua laga terakhir melawan Jepang dan Korea Selatan. Meskipun memiliki rekor awal pertandingan yang kuat—empat dari enam gol China tercipta di babak pertama. Timnas China cenderung kesulitan mempertahankan tempo permainan di paruh kedua.
Indonesia harus ekstra waspada terhadap tekanan awal dari China. Namun Skuad Garuda memiliki peluang besar jika mampu bertahan di 20 menit pertama dan mengalirkan serangan cepat melalui sisi sayap, terutama lewat Pratama Arhan dan Yakob Sayuri.
Dukungan GBK dan Faktor Emosional Jadi Senjata Indonesia vs China
Bermain di SUGBK selalu membawa atmosfer berbeda. Dengan kapasitas lebih dari 77 ribu penonton, stadion ini akan dipenuhi suporter fanatik Merah Putih yang siap membakar semangat para pemain. Efek psikologis dari dukungan penuh stadion bisa menjadi pembeda dalam laga seimbang.
Tim pelatih pun sadar bahwa pertandingan ini bukan hanya soal taktik, tetapi juga mental. Patrick Kluivert telah menekankan pentingnya menjaga fokus dan tidak larut dalam euforia atau tekanan rekor buruk. Kabarnya Kluivert telah mempersiapkan strategi pressing agresif untuk mengganggu ritme permainan lawan sejak awal.
Mantan pelatih dan legenda sepak bola nasional, Jaya Hartono, menilai bahwa pertandingan ini bisa menjadi momentum emas bagi regenerasi timnas. “Para pemain muda Indonesia seperti Marselino Ferdinan, Rafael Struick, hingga Ivar Jenner bisa menulis sejarah mereka sendiri jika tampil lepas dan percaya diri,” ujarnya.
Gelandang Kunci dan Taktik Transisi
Salah satu area krusial dalam pertandingan nanti adalah lini tengah. Jika gelandang-gelandang Indonesia mampu mengimbangi permainan cepat dan transisi vertikal China, peluang Garuda untuk mencetak gol terbuka lebar. Marselino dan Jenner akan jadi tumpuan, bersama Ricky Kambuaya yang bisa menambah kekuatan duel di lini tengah.
Di sisi lawan, China masih mengandalkan Wu Lei di lini depan dan gelandang serang Gao Tianyi sebagai playmaker. Duet ini menjadi momok bagi pertahanan lawan dengan kombinasi gerak tanpa bola dan eksekusi jarak jauh.
Laga Penting Indonesia vs China untuk Tiket Putaran Keempat
Selain aspek sejarah, laga ini sangat penting dari sisi klasemen. Kemenangan atas China akan membuka peluang Indonesia untuk menempati posisi tiga besar di grup dan melaju ke putaran keempat kualifikasi. Dengan sisa dua pertandingan lagi, tiga poin di GBK akan memberikan keunggulan moral dan matematis atas China.
Sumber : Bolanet