Matheus Cunha: Investasi Risiko atau Jawaban Atas Krisis Gol Manchester United?

Matheus Cunha: Investasi Risiko atau Jawaban Atas Krisis Gol Manchester United?

iNews Viva Football – Manchester United kembali membuat gebrakan di bursa transfer musim panas dengan merekrut Matheus Cunha dari Wolverhampton Wanderers. Transfer senilai 62,5 juta pounds ini terjadi setelah musim paling mengecewakan dalam sejarah modern klub, di mana Setan Merah finis di peringkat ke-15 dan gagal lolos ke kompetisi Eropa.

Di bawah kepemimpinan manajer baru Ruben Amorim, United berupaya membentuk ulang identitas tim, dimulai dari lini depan yang tumpul sepanjang musim lalu. Perekrutan Cunha menjadi sorotan besar karena dinilai sebagai upaya darurat untuk memperbaiki produktivitas gol tim yang anjlok drastis.

Baca Juga : Jeremie Frimpong Resmi Gabung Liverpool: Pengganti Trent Alexander-Arnold

United Krisis Kreativitas dan Penyelesaian

Musim 2024/2025 menjadi mimpi buruk bagi publik Old Trafford. Tidak hanya mencatatkan hasil buruk secara keseluruhan, MU juga menjadi salah satu tim dengan jumlah gol terendah di Premier League—hanya mencetak 39 gol dari 38 pertandingan.

Kehilangan Marcus Rashford karena performa yang menurun, serta cederanya Mason Mount dan Amad Diallo membuat beban serangan hanya bertumpu pada Bruno Fernandes dan Alejandro Garnacho. Kini, dengan kabar kepindahan Garnacho ke Real Madrid yang hampir final, MU harus mencari sosok baru untuk menjadi poros lini serang.

Cunha menjadi solusi potensial, meski masih di perdebatkan apakah ia adalah jawaban jangka panjang atau sekadar perekrutan darurat.

Fleksibilitas Posisi: Matheus Cunha Nilai Tambah untuk Formasi Amorim

Amorim merupakan pelatih yang mengandalkan sistem 3-4-2-1, dengan dua gelandang serang yang aktif dalam transisi. Cunha adalah pemain serba bisa yang pernah tampil sebagai penyerang tengah, sayap kiri, dan gelandang serang.

Dalam formasi Amorim, Cunha dapat mengisi peran yang di tinggalkan Garnacho atau mendampingi Bruno Fernandes di belakang striker utama. Kelebihannya dalam berpindah posisi dan kemampuan bermain di ruang sempit menjadi alasan utama mengapa MU berani membayar mahal.

Di Wolves, Cunha tampil dalam 35 laga Premier League musim lalu dan mencetak 12 gol serta 6 assist. Statistik ini memang belum spektakuler, namun menunjukkan progres signifikan dari musim sebelumnya.

Gaya Bermain Matheus Cunha: Direct, Dinamis, dan Berani Ambil Risiko

Cunha memiliki gaya bermain yang kontras dengan kebanyakan pemain MU musim lalu. Ia cenderung bermain agresif, tak takut mengambil risiko, dan gemar melakukan dribel langsung ke area kotak penalti. Ia juga menjadi salah satu pemain dengan jumlah progressive carries tertinggi di Wolves musim lalu, bahkan lebih banyak dari pemain MU mana pun.

Salah satu performa terbaiknya terjadi saat Wolves mengalahkan Aston Villa, di mana ia mencetak satu gol dan menciptakan empat peluang besar. Dalam laga tersebut, Cunha menunjukkan kemampuan membawa bola dari lini tengah hingga kotak penalti lawan—hal yang sangat di butuhkan oleh Amorim untuk membangun skema serangan berbasis transisi cepat.

Tantangan Matheus Cunha Kolaborasi dengan Bruno Fernandes

Bruno Fernandes masih menjadi poros kreativitas utama MU. Namun, selama ini ia terlalu terbebani untuk menjadi playmaker tunggal sekaligus pengatur tempo. Dengan kehadiran Cunha, ada peluang untuk membagi beban kreativitas dan memberikan lebih banyak opsi vertikal ke lini depan.

Meski demikian, Amorim harus berhati-hati dalam menyusun keseimbangan antar pemain kreatif. Fernandes dan Cunha sama-sama memiliki usage rate tinggi, dan terlalu banyak “aktor utama” dalam satu panggung bisa menyebabkan benturan peran. Kerjasama mereka harus di kembangkan sejak pramusim agar chemistry terjalin tanpa ego yang menghambat.

Kekuatan Eksekusi di Depan Gawang

Satu aspek menarik dari Cunha adalah keberaniannya menembak dari berbagai posisi. Meskipun bukan finisher alami seperti Harry Kane atau Haaland, Cunha punya naluri mencetak gol yang terus berkembang. Dalam beberapa laga besar musim lalu, termasuk melawan Tottenham dan Chelsea, ia mencetak gol dari situasi yang tampak sulit.

Selain itu, ia memiliki kemampuan untuk mencetak gol menggunakan kedua kaki, yang jarang di miliki oleh pemain MU saat ini. Gol volinya ke gawang Fulham dan tendangan melengkung dari luar kotak penalti melawan Ipswich menjadi bukti bahwa ia bisa mencetak gol dari berbagai jenis peluang.

Tekanan Ekspektasi dan Pertaruhan Amorim

Mendatangkan pemain dengan harga 62,5 juta pounds tentu mengundang ekspektasi besar. Namun, tekanan tersebut bisa menjadi beban atau motivasi, tergantung bagaimana Amorim membangun ruang aman bagi Cunha untuk berkembang.

MU tidak hanya membutuhkan gol, tetapi juga energi baru dan identitas baru. Di tengah transisi pasca kegagalan besar, Cunha adalah simbol dari awal yang baru—meskipun risiko kegagalan tetap terbuka jika ia tidak segera menyatu dengan sistem.

Sumber : Bolanet

mkt vivafootball

Related Posts

Gol Cristiano Ronaldo Jadi Kontroversi Saat Melawan Jerman, Posisi Tipis Jadi Perdebatan

iNews Viva Football – Gol Cristiano Ronaldo di laga Portugal melawan Jerman pada semifinal UEFA Nations League 2024/2025 menjadi kontroversi. Ronaldo tidak hanya berhasil membawa Portugal ke final, tetapi juga mengundang perdebatan…

Indonesia vs China: Misi Besar Garuda Akhiri Kutukan Panjang di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Indonesia vs China: Misi Besar Garuda Akhiri Kutukan Panjang di Kualifikasi Piala Dunia 2026 iNews Viva Football – Timnas Indonesia bersiap menghadapi ujian berat saat menjamu Timnas China dalam lanjutan Grup C…

You Missed

Gol Cristiano Ronaldo Jadi Kontroversi Saat Melawan Jerman, Posisi Tipis Jadi Perdebatan

Gol Cristiano Ronaldo Jadi Kontroversi Saat Melawan Jerman, Posisi Tipis Jadi Perdebatan

Indonesia vs China: Misi Besar Garuda Akhiri Kutukan Panjang di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Indonesia vs China: Misi Besar Garuda Akhiri Kutukan Panjang di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Matheus Cunha: Investasi Risiko atau Jawaban Atas Krisis Gol Manchester United?

Matheus Cunha: Investasi Risiko atau Jawaban Atas Krisis Gol Manchester United?

Jeremie Frimpong Resmi Gabung Liverpool: Pengganti Trent Alexander-Arnold

Jeremie Frimpong Resmi Gabung Liverpool: Pengganti Trent Alexander-Arnold

PSG Ukir Sejarah: Bantai Inter Milan 5-0 di Final Liga Champions 2024/2025

PSG Ukir Sejarah: Bantai Inter Milan 5-0 di Final Liga Champions 2024/2025

Oshimen Target Manchester United di Bursa Transfer, Usai Gagal Dapatkan Liam Delap

Oshimen Target Manchester United di Bursa Transfer, Usai Gagal Dapatkan Liam Delap