
Luciano Spalletti Dipecat: Cambiaso Soroti Perasaan Timnas Italia
iNews Viva Football – Tim nasional Italia sukses meraih kemenangan 2-0 atas Moldova dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026. Namun, di balik hasil positif tersebut, ada suasana haru dan ketegangan yang menyelimuti skuad Gli Azzurri. Pertandingan di Stadio Ennio Tardini itu menjadi laga terakhir Luciano Spalletti sebagai pelatih tim nasional, usai Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) mengumumkan pemecatannya hanya beberapa hari setelah kekalahan memalukan 0-3 dari Norwegia.
Sebelum pertandingan di mulai, pelatih Luciano Spalletti telah menyampaikan keputusannya untuk mundur kepada para pemain. Beberapa nama senior tampak emosional saat lagu kebangsaan dikumandangkan, seolah menyadari bahwa era Spalletti berakhir lebih cepat dari yang diharapkan.
Baca Juga : Cristiano Ronaldo Menangis Haru! Portugal Juara UEFA Nations League
Cambiaso Ungkap Suasana Ruang Ganti Usai Luciano Spalletti Dipecat
Salah satu pencetak gol dalam laga kontra Moldova, Andrea Cambiaso, tak menutupi perasaan tim. Pemain muda milik Juventus itu mengakui bahwa seluruh anggota skuad merasa kehilangan. Ia mengatakan kepada media Italia bahwa suasana hati rekan-rekannya sangat muram, meskipun kemenangan berhasil di amankan.
“Kami tahu ini bukan performa terbaik. “Kami bermain bukan sekadar untuk menang, tetapi juga memberikan penghormatan terakhir kepada mister Spalletti,” kata Andrea Cambiaso kepada RAI Sport usai laga. Menurut Cambiaso, para pemain telah merasa terhubung secara emosional dengan sang pelatih, terutama karena gaya kepemimpinannya yang terbuka, detail, dan penuh semangat dalam membangun kembali identitas tim nasional pasca-kegagalan di kualifikasi Piala Dunia sebelumnya.
Perjalanan Terjal Italia Menuju Amerika Serikat 2026
Meski menutup laga terakhir bersama Spalletti dengan tiga poin, Italia tetap berada di posisi yang mengkhawatirkan dalam klasemen Grup I. Di klasemen sementara, Norwegia berada di puncak dengan koleksi 12 poin dari empat laga, sementara Italia menempati posisi ketiga dengan tujuh poin, unggul tipis dari Israel.
Kekalahan telak dari Norwegia di Oslo menjadi titik balik yang memaksa FIGC mengambil keputusan cepat. Kritik tajam dari publik dan media pasca-kegagalan di Euro 2024 mungkin jadi pemicu utama berakhirnya masa jabatan pelatih asal Certaldo tersebut.
Warisan Singkat Luciano Spalletti: Strategi yang Belum Matang
Spalletti mulai menangani tim Azzurri pada Agustus 2023, menggantikan posisi Roberto Mancini. Ia membawa pendekatan baru berbasis penguasaan bola progresif dan transisi cepat. Namun, pendekatan tersebut belum memberikan hasil maksimal, terutama saat menghadapi lawan-lawan agresif seperti Jerman dan Norwegia.
Beberapa pemain muda seperti Cambiaso, Udogie, Scalvini, dan Baldanzi mulai mendapatkan menit bermain lebih banyak, sebuah indikasi bahwa Spalletti tengah menyiapkan generasi baru. Namun sangat di sayangkan karena perubahan ini harus berhenti di pertengahan jalan.
Figur Pengganti Luciano Spalletti Masih Dicari
Pasca pemecatan Spalletti, FIGC belum mengumumkan secara resmi siapa penggantinya. Nama-nama seperti Claudio Ranieri, Stefano Pioli, hingga Fabio Cannavaro mulai bermunculan dalam perbincangan media lokal. Ranieri di sebut sebagai kandidat kuat karena pengalamannya menangani tim dalam tekanan tinggi dan mampu memulihkan situasi sulit.
Sementara itu, Pioli di nilai memiliki pendekatan taktik modern yang bisa melanjutkan fondasi Spalletti, meski keberhasilannya di level tim nasional masih tanda tanya.
Harapan dari Generasi Baru
Meski perpisahan ini menyisakan luka, Andrea Cambiaso menyampaikan keyakinan bahwa tim nasional akan terus berjuang. Ia menegaskan bahwa tekad seluruh pemain tetap menyala untuk membawa Italia ke Piala Dunia 2026 yang akan di gelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
“Kami tahu jalannya tidak mudah. Tapi kami akan berusaha sekuat tenaga. Apa pun yang terjadi di luar lapangan, kami harus bersatu di dalam lapangan,” kata bek berusia 24 tahun itu.
Dengan empat laga tersisa di fase grup, Italia tak memiliki pilihan selain menang. Laga krusial melawan Norwegia dan Israel di bulan September nanti akan menentukan nasib mereka. Sementara itu, sisa laga melawan Siprus dan Belarus harus di manfaatkan untuk mendulang selisih gol.
Sumber : Bolanet