
iNews Viva Football – Gol Cristiano Ronaldo di laga Portugal melawan Jerman pada semifinal UEFA Nations League 2024/2025 menjadi kontroversi. Ronaldo tidak hanya berhasil membawa Portugal ke final, tetapi juga mengundang perdebatan luas soal offside.
Laga antara Portugal dan Jerman di Allianz Arena berlangsung dalam tensi tinggi, sebagaimana layaknya dua kekuatan besar Eropa. Skor imbang 1-1 hingga pertengahan babak kedua menciptakan atmosfer dramatis. Pada menit ke-68, Nuno Mendes melepaskan umpan silang mendatar dari sisi kiri. Cristiano Ronaldo, yang tampak berdiri sejajar dengan bek terakhir Jerman, menyambut bola tersebut dan mengarahkan tembakan ke gawang Marc-André ter Stegen.
Baca Juga : Indonesia vs China: Misi Besar Garuda Akhiri Kutukan Panjang di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Bola bersarang mulus ke gawang dan memicu kegembiraan luar biasa dari para pemain Portugal. Namun tak lama berselang, beberapa pemain Jerman mengerubungi wasit, memprotes kemungkinan offside. Tayangan ulang di layar stadion menunjukkan posisi Ronaldo yang sangat tipis, membuat banyak pihak bertanya-tanya: sahkah gol tersebut?
Analisis Gol Cristiano Ronaldo Berdasarkan IFAB Laws of the Game 2024/2025
Untuk menjawab kontroversi tersebut, acuan utama adalah Pasal 11 dalam Laws of the Game yang ditetapkan IFAB (International Football Association Board). Berdasarkan edisi terbaru tahun 2024/2025, seorang pemain dianggap tidak offside jika:
- Ia sejajar atau di belakang dua pemain terakhir lawan pada saat bola dimainkan oleh rekan satu tim.
- Ia berada sejajar atau di belakang bola saat bola dilepas.
- Ia menerima bola dari situasi set-piece seperti tendangan gawang, sepak pojok, atau lemparan ke dalam (yang tidak relevan dalam kasus ini).
Dalam insiden gol Ronaldo, tayangan VAR menunjukkan bahwa ketika Nuno Mendes mengirimkan bola, posisi Ronaldo tampak sejajar dengan bola—meskipun jaraknya sangat tipis. Dalam situasi seperti ini, wasit di bantu teknologi semi-automated offside VAR untuk menentukan garis virtual secara akurat.
UEFA telah menegaskan dalam pertandingan-pertandingan resmi bahwa jika posisi pemain sejajar, maka keuntungan tetap di berikan kepada penyerang. Inilah yang menjadi dasar utama pengesahan gol Ronaldo. Keputusan wasit pun konsisten dengan protokol VAR, di mana hanya keputusan yang clear and obvious yang bisa di batalkan.
Reaksi Media dan Mantan Wasit: Tipis Tapi Sah
Sejumlah pakar wasit Eropa memberikan komentarnya pasca pertandingan. Mark Clattenburg, mantan wasit FIFA asal Inggris, mengatakan kepada BT Sport: “VAR sudah bekerja sesuai prosedur. Dalam tayangan freeze-frame, terlihat bahwa bagian tubuh Ronaldo yang aktif sejajar dengan bola. Keputusan ini sudah tepat, walau margin-nya sangat kecil.”
Sementara itu, media Jerman seperti Bild menyuarakan ketidakpuasan. Mereka menyebut bahwa dalam situasi sesengit itu, keputusan VAR tidak seharusnya memihak tim penyerang. Namun, pandangan ini di anggap subjektif oleh pengamat netral.
Gol ke-137 Cristiano Ronaldo: Simbol Keabadian di Usia 40
Bagi Cristiano Ronaldo, gol ini memiliki makna emosional yang dalam. Ia kini telah mencetak 137 gol internasional dalam kariernya—semakin memperlebar jarak sebagai pencetak gol terbanyak tim nasional pria sepanjang sejarah. Lebih luar biasa lagi, ia melakukannya di usia 40 tahun, ketika sebagian besar pemain sudah lama gantung sepatu.
Ronaldo membungkam kritik yang meragukan perannya di skuad Portugal era baru. Meski pelatih Roberto Martínez lebih mengandalkan sistem permainan kolektif, Ronaldo tetap menjadi ujung tombak yang mematikan, terutama dalam laga-laga berintensitas tinggi.
Gol melawan Jerman juga terasa spesial karena bermain dengan lawan yang selama dua dekade terakhir menjadi rival berat Portugal. Publik Portugal pun menyambut kemenangan ini dengan gegap gempita, karena selain memastikan tiket ke final UEFA Nations League, mereka juga menghapus trauma dari kekalahan 4-2 atas Jerman di Euro 2020 lalu.
VAR, Teknologi, dan Era Keputusan Presisi
Kontroversi seperti ini menegaskan pentingnya keberadaan teknologi dalam sepak bola modern. Meskipun tidak semua pihak puas, VAR menghadirkan elemen objektivitas yang sebelumnya tak tersedia. Dalam laga seketat semifinal ini, keputusan sepersekian detik bisa menentukan nasib satu negara.
Federasi Sepak Bola Portugal (FPF) bahkan memuji VAR karena berhasil melindungi integritas permainan. Sebaliknya, federasi Jerman di sebut mempertimbangkan mengajukan evaluasi ke UEFA, bukan untuk mengubah hasil, tetapi untuk memperjelas parameter “sejajar” dalam offside.
Dalam setiap kontroversi, selalu ada ruang debat. Namun, kali ini, Cristiano Ronaldo keluar sebagai pemenang—di lapangan maupun dalam regulasi. Gol tipisnya bukan hanya lolos dari jeratan offside, tapi juga kembali menegaskan bahwa di level tertinggi sepak bola, keputusan bisa di tentukan oleh milimeter.
Sumber : Bolanet